Definisi kesehatan mental
Pengertian mengenai kesehatan beragam ungkapnya. Berikut ini adalah beberapa pengertian tersebut:
1. Kesehatan mental adalah terhindarnya orang dari gejala-gejala gangguan jiwa       ( neurose )
2. Kesehatan mental adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan diri  sendiri dengan orang lain dan masyarakat serta lingkungan dimana dia  hidup dan berinteraksi.
3. Kesehatan mental adalah pengetahuan dan perbuatan yang bertujuan  untuk mengembangkan dan memanfaatkan segala potensi, bakat dan pembawaan  yang ada semaksimal mungkin, sehingga membawa kepada kebahagiaan diri  dan orang lain serta dari gangguan-gangguan dan penyakit jiwa.
4. Kesehatan mental adalah terwujudnya keharmonisan yang sungguh-sungguh  antara fungsi-fungsi jiwa, serta mempunyai kesanggupan untuk menghadapi  problem-problem biasa yang terjadi dan merasakan secara positif  kebahagiaan dan kemampuan diri.
Ini adalah pengertian menurut : Dr. Zakiah Daradjat, Kesehatan Mental, 1994, CV HAJI SAMAAGUNG ; Jakarta.
Jadi dalam hal ini Kesehatan mental dapat dirangkum. Kesehatan mental  adalah keserasian atau kesesuaian antara seluruh aspek psikologis dan  dimiliki oleh seorang untuk dikembangkan secara optimal agar individu  mampu melakukan kehidupan-kehidupan sesuai dengan tuntutan-tuntutan atau  nilai-nilai yang berlaku secara individual, kelompok maupun masyarakat  luas sehingga yang sehat baik secara mental maupun secara sosial.
Pengertian mengenai kesehatan beragam ungkapnya Pengertian sehat atau  kesehatan menurut dokter mungkin sedikit banyak akan berbeda dengan  perawat, fisioterapi, apoteker atau tenaga peramedis lainnya. Meskipun  mereka bersama-sama mengabdi pada bidang kesehatan. Adapun pengertian  tentang kesehatan :
• Dalam indeks buku The International Dictionary Of Medicine and Biology  (Freund.1991) mendefinisikan kesehatan sebagai suatu kondisi yang dalam  keadaan baik dari suatu organisme atau bagiannya yang dirincikan oleh  fungsi yang normal dan tidak adanya penyakit.
• WHO mendefinisikan kesehatan sebagai keadaan (status) sehat utuh  secara fisik, mental ( rohani ) dan social, bukan hanya suatu keadaan  yang bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan.(Smeet. 1994).
• Pembahasan mengenai konsep kesehatan lebih difokuskan  pada  model-model kesehatan yang muncul. Model-model kesehatan itu antara lain  model barat dan model timur.
Menurut Eisenberg (Helman, 1990) yang dimaksud dengan model adalah cara  merekontruksi realita, memberikan makna kepada fenomena-fenomena alam  yang pada dasarnya bersifat chaos. Model kesehatan barat dapat dibedakan  menjadi beberapa macam yaitu model biomedis atau sering disebut sebagai  model medis ( Joesoet, 1990; Freund, 1991; Helman, 1990; Tamm, 1993),  model spikiatris (Helman, 1990) dan model psikosomatis (Tamm, 1993)  sedangkan model kesehatan timur umumnya disebut model kesehatan holistic  (Joesoet, 1990) yang menekankan pada keseimbangan (Helman,1990).
Model biomedis (Freud, 1991) memiliki 5 asumsi.
1.Terdapat perbedaan yang nyata antara tubuh dan jiwa sehingga penyakit diyakini berada pada suatu bagian tubuh tertentu.
2.Bahwa penyakit dapat direduksi pada gangguan fungsi tubuh, entah secara biokimia atau neurofisiologi.
3.Keyakinan bahwa setiap penyakit disebabkan oleh suatu agen khusus yang secara potensial dapat didefinisikan.
4.Melihat tubuh sebagai suatu mesin.
5.Konsep bahwa obyek yang perlu diatur dan dikontrol.
Asumsi ini merupakan kelanjutan dari asumsi bahwa tubuh adalah suatu mesin yang perlu mendapatkan pemeliharaan.
Model psikosometik menyatakan penyakit berkembang melalui saling terkait  secara berkesinambungan antara factor fisik dan mental yang saling  memperkait satu sama lain melalui jaringan yang kompleks.
Holisme dalam arti yang sempit melihat organisme manusiawi sebagao suatu  system kehidupan yang semua kompenennya saling terkait dan saling  tergantung. Sementara menurut arti luas pandangan holistis menyadari  bahwa system tersebut merupakan suatu bagian integral dari system-sistem  yang luas dimana organisme individu berinterksi terus menerus dengan  lingkungan fisik dan sosialnya yaitu tetap terpengaruh oleh lingkungan.
Seseorang dikatakan sehat tidak cukup dilihat hanya dari segi fisik,  psikologis dan sosial saja, tapi juga harus dilihat dari segi spiritual  dan agama.
Inilah yang kemudian disebut Dadang Hawari sebagai dimensi sehat itu,  yaitu : Bio-psiko-sosial-spiritual. Jadi seseorang yang sehat mentalnya  tidak hanya sebatas pengertian terhindarnya dia dari gangguan dan  penyakit jiwa baik neurosis maupun psikosis, melainkan patut pula  dilihat sejauh mana seseorang itu mampu menyesuaikan diri dengan dirinya  sendiri dan lingkungannya, mampu mengharmoniskan fungsi-fungsi jiwanya,  sanggup mengatasi problem hidup termasuk kegelisahan dan konflik batin  yang ada, serta sanggup mengaktualisasikan potensi dirinya untuk  mencapai kebahagiaan.
Istilah kesehatan mental sendiri memperoleh pengertian yang beragam seiring perkembangannya :
1. Sebagai kondisi atau keadaan sebagaimana gambaran diatas.
2. Sebagai ilmu pengetahuan cabang dari ilmu psikologi yang bertujuan  mengembangkan potensi manusia seoptimal mungkin dan menghindarkannya  dari gangguan dan penyakit kejiwaan.
Seseorang dapat berusaha memelihara kesehatan mentalnya dengan menegakkan prinsip-prinsipnya dalam kehidupan, yaitu :
1. Mempunyai self image atau gambaran dan sikap terhadap diri sendiri yang positif.
2. Memiliki interaksi diri atau keseimbangan fungsi-fungsi jiwa dalam menghadapi problema hidup termasuk stress..
3. Mampu mengaktualisasikan secara optimal guna berproses mencapai kematangan.
4. Mampu bersoiallisasi dan menerima kehadiran orang lain
5. Menemukan minat dan kepuasan atas pekerjaan yang dilakukan
6. Memiliki falsafah atau agama yang dapat memberikan makna dan tujuan bagi hidupnya.
7. Mawas diri atau memiliki control terhadap segala kegiatan yang muncul
8. Memiliki perasaan benar dan sikap yang bertanggung jawab atas perbuatan-perbuatannya.
Manusia sebagai mahkluk yang memiliki banyak keterbatasan kerap kali  mengalami perasaan yang takut, cemas, sedih, bimbang dan sebagainya.  Dalam psikologi gangguan atau penyakit jiwa akrab di isitilahkan dengan  psikopatologi. Ada dua macam psikopatologi :
1. Neurosis
2. Psikosis.
Sementara dari H. Tarmidzi membagi psikopatologi menjadi 6 macam, selain  2 yang sudah disebutkan diatas dia mengemukakan yang lainnya :  Psikomatik, kelainan kepribadian, deviasi seksual, dan retardasi mental.
Neurosis adalah gangguan jiwa yang penderitanya masih menyadari atas  kondisi dirinya yang tengah terganggu. Sedangkan psikosis adalah  penyakit jiwa yang parah , yang ditingkatkan ini penderita tidak lagi  sadar akan dirinya.
Dengan demikian penyakit adalah suatu yang dimiliki organ, sedangkan  penyakit illness adalah suatu yang dimiliki manusia yaitu respon  subjektif pasien dan segala suatu yang meliputinya.
Menurut Cassell, Kleininan’s (Freund, 1991) mendefinisikan disease  mengacu peda kondisi biofisik – masalah seperti yang dilihat dari  perspektif praktisi biomedis. Sebaliknya illness mengacu pada bagaimana  orang yang sakit dan anggota keluarganya atau jaringan social yang lebih  luas merasakannya, dan bereaksi terhadap simtom-simtom dan  ketidakmampuannya.
Kategori atau Penggolongan  Kesehatan Mental
1.Gangguan Somatofarm
Gejalanya bersifat fisik, tetapi tidak terdapat dasar organic dan factor-faktor psikologis.
2.Gangguan Disosiatif
Perubahan sementara fungsi-fungsi kesadaran, ingatan, atau identitas yang disebabkan oleh masalah emosional.
3.Gangguan Psikoseksual
Termasuk masalah identitas seksual (impotent, ejakulasi, pramatang, frigiditas) dan tujuan seksual.
4.Kondisi yang tidak dicantumkan sebagai gangguan jiwa.
Mencakup banyak masalah yang dihadapi orang-orang yang membutuhkan  pertolongan seperti perkawinan, kesulitan orang tua, perlakuan kejam  pada anak.
5.Gangguan kepribadian
Pola prilaku maladaptik yang sudah menahun yang merupakan cara-cara yang  tidak dewasa dan tidak tepat dalam mengatasi stres atau pemecahan  masalah.
6.Gangguan yang terlihat sejak bayi, masa kanak-kanak atau remaja.
Meliputi keterbelakangan mental, hiperaktif, emosi pada kanak-kanak, gangguan dalam hal makan.
7.Gangguan jiwa organik
Terdapat gejala psikologis langsung terkait dengan luka pada otak atau  keabnormalan lingkungan biokimianya sebagai akibat dari usia tua dan  lain-lain.
8.Gangguan penggunaan zat-zat
Penggunaan alkohol berlebihan, obat bius, anfetamin, kokain, dan obat-obatan yang mengubah prilaku.
9.Gangguan Skisofrenik
Serangkaian gangguan yang dilandasi dengan hilangnya kontak dengan  realitas, sehingga pikiran, persepsi, dan prilaku kacau dan aneh.
10.Gangguan Paranoid
Gangguan yang ditandai dengan kecurigaan dan sifat permusuhan yang berlebihan disertai perasaan yang dikejar-kejar.
11.Gangguan Afektif
Gangguan suasana hati (mood) yang normal, penderita mungkin mengalami  depresi yang berat, gembira yang abnormal, atau berganti antara saat  gembira dan depresi.
12.Gangguan Kecemasan
Gangguan dimana rasa cemas merupakan gejala utama atau rasa cemas  dialami bila individu tidak menghindari situasi-situasi tertentu yang  ditakuti.
CONTOH-CONTOH PERILAKU MENYIMPANG
1.Kleptomania (mencuri terpaksa)
Dalam hal ini orang terpaksa mencuri barang orang lain. Sebenarnya ia  merasa gelisah dengan perlakuan mencuri itu, akan tetapi ia tidak dapat  menghindarkan dirinya dari tindakan itu, walaupun barang-barang tersebut  tidak dibutuhkannya.
Yang banyak menderita gejala ini adalah anak-anak karena orangtuanya terlalu keras, disiplin atau kurang memperhatikan.
Contohnya: seorang anak yang memiliki cukup uang mencoba mencuri  disebuah toko, anehnya barang-barang yang dicuri tersebut tidak  digunakan akan tetapi dibagi-bagikan kepada temannya dan tidak jarang  barang-barang tersebut disimpan sebagai koleksi.
2.Fetishism
Pada gejala ini orang terpaksa mengumpulkan dan menyimpan barang-barang  kepunyaan orang lain dari seks yang berlainan. Misalnya seorang  laki-laki yang suka menyimpan saputangan, sepatu atau rambut wanita yang  baginya mempunyai arti atau nilai seksuil dalam perasaannya.
3.Compusife (yang berhubungan dengan seksuil)
Gejala ini ada 2 macam yaitu:
 Ingin tahu tentang kelamin dari orang berlainan seks
 Ingin memamerkan kelamin sendiri
Dalam hal yang pertama seseorang akan berusaha untuk melihat atau  memperhatikan bentuk tubuh dan kelamin orang lain dengan berbagai cara  atau juga memegang-megangnya. Dalam hal ini yang kedua oaring merasa  terdorong untuk memamerkan tubuh dan kelaminnya tanpa merasa malu.
Pada umumnya gejala tersebut diakibatkan oleh pengalaman yang tidak  menyenangkan waktu kecil atau mungkin pula sebagai ungkapan dari  keinginan yang tertekan yang pelaksanaannya dan merasa takut kalau  keinginannya itu terasa kembali.
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar