Selasa, 02 April 2013

Teori psikoanalisis 
Psikoanalisis adalah cabang ilmu yang dikembangkan oleh Sigmund Freud dan para pengikutnya, sebagai studi fungsi dan perilaku psikologis manusia. Sigmund Freud sendiri dilahirkan di Moravia pada tanggal 6 Mei 1856 dan meninggal di London pada tanggal 23 September 1939. Pada mulanya istilah psikoanalisis hanya dipergunakan dalam hubungan dengan Freud saja, sehingga "psikoanalisis" dan "psikoanalisis" Freud sama artinya. Bila beberapa pengikut Freud dikemudian hari menyimpang dari ajarannya dan menempuh jalan sendiri-sendiri, mereka juga meninggalkan istilah psikoanalisis dan memilih suatu nama baru untuk menunjukan ajaran mereka. Contoh yang terkenal adalah Carl Gustav Jung dan Alfred Adler, yang menciptakan nama "psikologi analitis" dan "psikologi individual" bagi ajaran masing-masing
Psikoanalisis memiliki tiga penerapan :
  1. suatu metoda penelitian dari pikiran.
  2. suatu ilmu pengetahuan sistematis mengenai perilaku manusia.
  3. suatu metoda perlakuan terhadap penyakit psikologis atau emosional.
Dalam cakupan yang luas dari psikoanalisis ada setidaknya 20 orientasi teoretis yang mendasari teori tentang pemahaman aktivitas mental manusia dan perkembangan manusia. Berbagai pendekatan dalam perlakuan yang disebut "psikoanalitis" berbeda-beda sebagaimana berbagai teori yang juga beragam. Psikoanalisis Freudian, baik teori maupun terapi berdasarkan ide-ide Freud telah menjadi basis bagi terapi-terapi moderen dan menjadi salah satu aliran terbesar dalam psikologi.. Sebagai tambahan, istilah psikoanalisis juga merujuk pada metoda penelitian terhadap perkembangan anak
Struktur kepribadian
Menurut freud, kehidupan jiwa memiliki tiga tingkatan kesadaran, yakni sadar (en:conscious), prasadar (en:preconscious), dan tak-sadar (unconscious).
Aliran psikoanalisis Freud merujuk pada suatu jenis perlakuan dimana orang yang dianalisis mengungkapkan pemikiran secara verbal, termasuk asosiasi bebas, khayalan, dan mimpi, yang menjadi sumber bagi seorang penganalisis merumuskan konflik tidak sadar yang menyebabkan gejala yang dirasakan dan permasalahan karakter pada pasien, kemudian menginterpretasikannya bagi pasien untuk menghasilkan pemahaman diri untuk pemecahan masalahnya.
Terapi
Intervensi khusus dari seorang penganalisis biasanya mencakup mengkonfrontasikan dan mengklarifikasi mekanisme pertahanan, harapan, dan perasaan bersalah. Melalui analisis konflik, termasuk yang berkontribusi terhadap daya tahan psikis dan yang melibatkan tranferens kedalam reaksi yang menyimpang, perlakuan psikoanalisis dapat mengklarifikasi bagaimana pasien secara tidak sadar menjadi musuh yang paling jahat bagi dirinya sendiri: bagaimana reaksi tidak sadar yang bersifat simbolis dan telah distimulasi oleh pengalaman kemudian menyebabkan timbulnya gejala yang tidak dikehendaki. Terapi dihentikan atau dianggap selesai saat pasien mengerti akan kenyataan yang sesungguhnya, alasan mengapa mereka melakukan perilaku abnormal, dan menyadari bahwa perilaku tersebut tidak seharusnya mereka lakukan, lalu mereka sadar untuk menghentikan perilaku itu.
Kelebihan :
·        Terapi ini memiliki dasar teori yang kuat.
·        Terapi ini bisa membuat klien mengetahui masalah apa yang selama ini tidak disadarinya.
Kekurangan :
·         Waktu yang dibutuhkan dalam terapi terlalu panjang
·         Memakan banyak biaya bagi klien.

psikoanalisis terdapat beberapa metode terapi, cara pelaksanaan, keefektifan, kekurangan dan kelebihan dari  metode terapi yang dicetuskan oleh Sigmund Freud, diantara :
1. Metode asosiasi bebas
  • Cara pelaksanaan metode terapi ini, pasien harus meninggalkan setiap sikap kritis terhadap fakta-fakta yang disadari, dan mengatakan apa saja yang timbul dalam pemikirannya. Keefektifan metode ini yaitu, seorang peneliti dapat mengetahui semua pengalaman-pengalaman masa lalu yang dialami dengan pasien dengan menganalisa semua perkataan pasien, namun dalam hal ini, peneliti harus lebih jeli dan paham dengan apa yang dikatakan oleh pasien.
  • Pada metode ini terdapat kekurangan-kekurangan yang menimbulkan problem-problem baru. Salah satu yang paling mencolok adalah transferensi. Dalam proses transferensi si pasien menghayati kembali perasaan-perasaan dari masa kanak-kanak dan mengarahkan perasaan-perasaan ini kepada dokternya. Perasaan ini bisa bersifat  positif ataupun negatif.
2. Metode tentang mimpi.
Mimpi merupakan suatu tema yang penting sekali bagi freud. Penafsiran atas mimpi merupakan sesuatu yang penuh dengan informasi historis dan kaya akan analisis-analisis klinis yang menarik.
  • Cara metode ini, dengan menyelidiki apa saja yang menyibukkan subjek pada hari sebelumnya. Peneliti memerintahkan subjek untuk beristirahat dari segala aktivitas-aktivitasnya, psikis maupun fisis, dan harus mencapai taraf normal. Keefektifan pada metode menafsirkan mimpi, orang harus menelusuri proses terbentuknya mimpi dalam arah yang berlawanan.
  • Kelebihan metode ini bagi freud, analisis mimpi membawa banyak keuntungan. Pertama-tama analisis itu dapat meneguhkan hipotesisnya tentang susunan dan berfungsinya hidup psikis.
3. Interpretasi Mimpi
Interpretasi mimpi merupakan penafsiran atau makna dari apa yang kita mimpikan. Pada zaman kuno, mimpi selalu dikaitkan dengan dunia supranatural. Artinya dewa-dewa dan setanlah yang muncul dalam mimpi. Mimpi yang indah dan membahagiakan  memberikan arti sebagai kehadiran dewa atau Tuhan, sedangkan mimpi yang buruk menakutkan dianggap merupakan kehadiran setan saat manusia tidur.  Penafsiran atau interpratasi atas mimpi semakin berkembang. Menurut freud mimpi merupakan penghubung antara kondisi bangun dan tidur. Dimana mimpi adalah ekspresi yang terdistorsi atau yang sebenarnya dari keinginan-keinginannya yang terlarang diungkapkan dalam keadaan terjaga. Freud menginterpretasikan mimpi dengan metode subjektif spekulatif. Dalam interpretasinya freud lebih mengaitkan dengan tema-tema seksual dengan melambangkan simbol-simbol tersebut dengan objek dan aktivitas seksual. Pada perkembangannnya, interpretasi atau penafsiran mimpi seakan-akan berkembang berhubungan dengan kondisi, kebiasaan, dan kebudayaan masyarakat.
4. Analisis resistensi
Resistensi adalah sesuatu yang melawan kelangsungan terapi dan mencegah klien mengemukakan bahan yang tidak disadari. Selama asosiasi bebas dan analisa mimpi, klien dapat menunjukkan ketidaksediaan untuk menghubungkan pikiran, perasaan dan pengalaman tertentu. Freud memandang resistensi sebagai dinamika tak sadar yang digunakan oleh klien sebagai pertahanan terhadap kecemasan yang tidak bisa dibiarkan yang akan meningkat jika klien menjadi sadar atas perasaan yang direpres.
5. Analisis transfaransi
Resistensi dan transfaransi merupakan dua hal inti dalam terapi psikoanalisis. Transfaransi dalam keadaan normal adalah pemindahan emosi dari orangtua kepada terapis. Dalam keadaan neurosis, merupakan pemuasan libido klien yang diperoleh melalui mekanisme pengganti atau lewat kasih sayang yang melekat dan kasih sayang pengganti. Dengan car ini, maka diharapkan klien dapat menghidupkan kembali masa lampaunya dalam terapi dan memungkinkan klien mampu memperoleh pemahaman atas sifat-sifat dari fiksasi-fiksasi, konflik-konflik, serta mengatakan kepada klien suatu pemahaman mengenai pengaruh masa lalu terhadap kehidupannya saat ini.
Sumber :
Bertens, K. (2006). Psikoanalisis Sigmund Freud. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar